Kamis, 24 Januari 2013

Taman Persembunyian


Hidup tak ubahnya taman persembunyian
Saat melakukan kesalahan, kita akan bersembunyi mencari aman
Saking enaknya bersembunyi, membuat lupa akan keramaian yang terjadi diluar sana
Apakah manisnya tahta membuat lupa akan tujuan pejabat ada dan dipilih????
Rakyat, hanya punya taman kecil yang berhiaskan rumah laba-laba
suara tokek dan katak yang setia menghibur dalam kesunyian
kardus disusun dengan rapi sebagai permadaninya

tak sadarkah wahai kau pejabat ......!!!!!!!!
rakyat sudah rela menderita sekian lamanya
rela hidup di kolong jembatan, depan toko-toko, dan gerobak-gerobak
mereka mencari makan dari sampah bekas makananmu

oh.. Tuhan
apakah seperti ini tujuan diadakan sebuah Negara???
Hidup pejabatnya bermewah-mewah, hidup rakyatnya serba susah
sudah berubah tugas di antara mereka
Dulu pejabat sebagai pelayan rakyat, sekarang pejabat sebagai majikan yang minta dilayani
Dulu rakyat sebagai majikan, sekarang rakyat adalah pelayan pejabat
Oh... sudah berbalikkah keadaan itu.....

Lalu apa imbalan rakyat untuk patuh kepada Negara???
Dikasih makan? atau rumah? Atau dijamin kesehatannya?
Ternyata, tidak...........
Rakyat tetap tegar dan gagah memperjuangkan hidup dengan keringat mereka sendiri

Wahai.... para penguasa lalim
Keluarlah dari taman persembunyianmu
Katakan tidak, kalau memang tidak
Katakan iya, kalau memang iya
Itu sudah cukup untuk rakyat.......

BAHAYA DUNIA MODERN


Dunia kontemporer telah merubah cara pandang masyarakat Indonesia. Westernisasi mulai merebak di segala penjuru nusantara yang tidak bisa dibendung laju perkembangannya. Ketika hal ini sudah mulai kronis menjangkiti kehidupan masyarakat, tinggal menunggu kehancurannya saja. Masyarakat sudah tidak ingat jati dirinya sendiri, mereka merasa bangga mengikuti produk kebudayaan dari dunia barat dan menganggap buruk kebudayaan sendiri. Mereka terhegemoni oleh produk-produk dunia barat yang dianggap lebih sesuai dengan dunia kontemporer. Akan tetapi, mereka tidak sadar bahwa bangsa Indonesia lebih memiliki produk budaya yang jauh lebih berkualitas. Hal ini bisa kita lihat pada bangsa indonesia sekarang, seperti : masyarakat lebih percaya diri memakai pakaian-pakaian dari luar  negeri daripada produk negeri sendiri. Padahal, produk indonesia sendiri tidak kalah bagusnya. Contoh ini saja sudah cukup untuk membuktikan bahwa masyarakat indonesia sudah teracuni oleh ideologi barat, bahwasanya dunia barat adalah pusat peradaban dan apapun yang berasal dari barat adalah baik. Ideologi inilah yang dipaksakan oleh dunia barat kepada masyarakat indonesia yang membuat mereka tidak sadar bahwasanya otak mereka telah diracuni dengan ideologi tersebut. Keadaan yang seperti ini akan menghancurkan bangsa indonesia yang sebenarnya lebih beradab daripada bunia barat.
Stigmatisasi yang dilakukan oleh orang-orang barat kepada peradaban dunia timur membuat masyarakat dunia timur terbuai oleh hegemoni barat yang ingin menghancurkan dunia timur. Seperti yang sudah dilakukan oleh orang-orang barat yang mengkaji dunia timur dan mencari celah untuk memberikan citra buruk kepada budaya-budaya timur, yang disebut orientalisme. Mereka mengkaji dunia timur bukan menjunjung bendera objektivitas, akan tetapi, mengkaji untuk mencari celah keburukannya. Stigmatisasi yang keji inilah yang menghegemoni orang-orang timur, sehingga banyak orang timur mengadopsi produk budaya barat, karena dirasa lebih modern dan lebih baik. Solusi yang mungkin bisa dilakukan adalah teori oksidentalisme yang dicetuskan oleh hasan hanafi. Teori ini merupakan tandingan dari orientalisme, yang melakukan pengkajian atas seluk beluk dunia barat. Oksidentalisme Hasan Hanafi inilah yang akan menjadi pisau tajam untuk menguliti jati diri dunia barat, sehingga diharapkan peradaban dunia timur ini jauh dari stigma buruk yang dilemparkan dunia barat.
Di indonesia ini pengaruh dunia barat sudah terlampau sulit untuk dibendung. Kepercayaan akan kekuatan dunia barat sudah mengakar tunjang dalam diri masyarakatnya. Hasan hanafi sangat anti akan kemapanan dunia barat.